Setelah beberapa lama vakum dari kegiatan berburu dan gali menggali babon, karena urusan pekerjaan yang padat merayap, akhirnya perburuan yang mengasyikkan ini bisa saya jalani kembali.
Nikmatnya menyusuri pinggiran kali, dengan mulut ngebul menyemburkan asap rokok, mata jelalatan kesana kemari, mencari target buruan yang sesuai, tak bisa dilukiskan dengan kata kata. Sungguh hiburan yang murah meriah melepas kepenatan rutinitas pekerjaan yang kadang terasa membosankan.
Akhirnya sampailah saya pada sekawanan
loa yang bergerombol di tempat pembuangan sampah, di pinggir anak kali cisadane, dan beruntunglah saya karena
loa loa tersebut berbentuk bonggol karena mungkin sering ditebas oleh golok tukang sampah. Dan untungnya lagi saya, tanah dimana
loa tersebut tumbuh cenderung berpasir sehingga mempermudah dan mempersingkat waktu penggalian.
Sedikit tips dari pengalaman saya dalam menggali
loa buat sobat sekalian :
- Gunakan lotion anti nyamuk, penting !!!
- Carilah
loa di dekat sumber air, tanaman ini rajin mandi ( hehe, becanda sob ), tapi betul, tanaman ini tergolong suka dengan air, misalnya pinggir sungai ( walaupun kadang juga ada yang jauh dari sungai ), kadang juga nyempil di selokan besar atau got, dan beberapa kali saya temukan nangkring di tembok, atau bekas bongkaran bangunan, seperti sodaranya,
beringin.
- Tanaman ini gampang kering dan layu, usahakan untuk menggali
loa pada saat panas tidak terik, bisa pagi hari, atau kalau pengalaman saya sore hari, sekalian juga ngejaga kulit biar ga gosong ( gubrakk )
- Gunakan media tanam yang porous alias mudah mengalirkan air saat memindahkan loa ke dalam pot sehabis di gali, ( walau doyan air,
loa ga suka kelelep :D ). Saya menggunakan campuran pasir malang dan kompos.
- Sungkup / kerudungi loa yang sudah dipindahkan ke pot dengan plastik transparan, untuk mengurangi penguapan, dan tempatkan jauh dari terpaan sinar matahari.
- Terakhir, jika tips diatas tidak berhasil, segera hubungi dokter ( gubrak lagi ), tapi Insya Allah berhasil, karena ini adalah pengalaman pribadi saya dari proses belajar menganalisa kematian babon babon
loa hasil galian saya yang terdahulu.
- O iya, satu lagi pengalaman saya, jangan tinggalkan babon
loa yang sudah hidup dalam pot dalam jangka waktu lama tanpa disiram, lebih baik, simpan di tempat yang lembab, atau titip kepada saudara / tetangga untuk menyiram selama kita pergi, babon babon
loa saya terdahulu bablas wassalam karena saya tinggal mudik seminggu, dan apesnya, selama seminggu tidak turun hujan sama sekali menurut cerita tetangga saya.
Berikut ini foto foto dokumentasi berburu l
oa alakadarnya
 |
bonggol loa tersamar di antara tumpukan sampah dan tanaman semak |
 |
hampir berhasil !!! |
 |
bonggol loa nyempil di tumpukan karung pasir |
 |
menunggu giliran |
 |
panen singkong, eh, loa :D |
 |
antri di gali |
 |
antrian lagi |
 |
narsis sebelum pindah pot |
 |
ikutan narsis pamerin aurat |
 |
sungkup dengan plastik |
 |
ngumpet di kolong pojokan gudang |
 |
makan ga makan asal kumpul |
 |
berdempetan, serasa naik kereta ekonomi :D |
 |
Loa dalam kemasan |
Sampai jumpa di catatan berikutnya, tetaplah menanam dan salam bonsai
wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar